Sabtu, 01 September 2012

Betting Love [Part 1]


Tittle     : Baetting Love [Part 1]
Author  : @prisyeong9
Genre   : Romance, Friendship, Sad, Family
Cast     : -Lee Sungmin [Super Junior]
              -Lee Jungmin
              -Lee Nahee
              -Lee Nara
              -Lee Hyeka
              -Lee Soonkyu / Sunny [SNSD]
              -Lee Hyukjae / Eunhyuk [Super Junior]
              -Cho Kyuhyun [Super Junior]
              -Wu Yi Fan / Kris [EXO M]
              --Park Chanyeol [EXO K]


Don't copas. Happy reading^^

Keempat gadis itu sedang duduk termenung di ruang tamu. Mereka sedang mikirkan taruhan yang dibuat Sungmin, kakak laki-laki mereka.
***
Sungmin baru saja pulang dari kantornya. Ketika melewati ruang tamu, ia bertemu dengan empat adik perempuannya yang sedang mengobrol dan meonton TV. Ia baru saja akan menuju tangga, tetapi langkahnya terhenti karena salah satu adiknya memanggilnya.
“Sungmin oppa,” panggil Jungmin.
Sungmin menjawab, “Mwo?”
“Mana wanita yang akan kau perkenalkan padaku? Kau berbohong ya? Pasti kau hanya mengarang cerita yang waktu itu,” kata Jungmin sambil tersenyum evil dan meremehkan.
“Aku tidak berbohong! Hanya saja..” kata-katanya terhenti setelah Hyeka mengatakan, “hanya saja belum dapat.”
“Hei diam kau anak kecil!,”
“Hei aku bukan anak kecil! Umurku sudah 20 tahun! Dasar ahjussi,” gumam Hyeka kesal.
“Apa kau bilang?!,”
“Sudah-sudah! Oppa, kau pasti berbohongkan? Mengaku sajalah pada kami. Umurmu itu sudah tua, tapi masih belum mendapatkan pacar,” balas Jungmin.
“Memangnya kalian berempat ini punya pacar? Tidak kan? Hah? Hah?” kata Sungmin marah sambil melotot. “Hmm, aku punya ide,”
“Ide apa?” tanya Nahee.
“Sebentar, bicaraku belum selesai!” Sungmin melanjutkan kata-katanya, “Begini, jika salah satu dari kita berlima lebih dulu mendapatkan pacar, maka dialah yang memenangkan pertaruhan. Hadiahnya uang 4000 won. Yang kalah harus membayar masing-masing 1000 won. Bagaimana? Setuju atau tidak kalian?” Sungmin menjelaskan panjang lebar.
“Dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu?” tanya Nara kebingungan.
“Dari mana saja, kau bisa pinjam temanmu, memakai uang tabunganmu, atau meminta pada appa dan eomma,” kata Sungmin santai.
“Tapi, berapa waktu yang diberikan untuk mencari pacar?” tanya Nahee.
“Ehmmm.. 30 hari. Besok tanggal 15 januari, berarti batasnya sampai tanggal 14 februari. Bagaimana? Kalian setuju?”
“Okelah kalau begitu. Kami terima taruhan itu,” Jungmin menjabat tangan Sungmin.
***
                Mereka masih memikirkan hal itu. Jungmin menyesal telah menerima taruhan kakaknya. Ia mengaggap dirinya bodoh. Sekarang ia juga bingung harus mendapatkan pacar dari mana. Belum lagi kalau kalah, ia harus membayar 1000 won. Perasaannya tidak karuhan, sama seperti yang dirasakan tiga adiknya.
“Sudahlah, kita tidak usah memikirkan taruhan itu. Lebih baik kalian pergi ke kamar untuk tidur,” Jungmin menyuruh adik-adiknya tidur.
***
                Kelima saudara kandung itu sedang sarapan dengan roti tawar yang diberi selai coklat dan secangkir teh hangat. Kelimanya tidak kuliah maupun bekerja karena hari itu hari libur. Mereka sarapan dengan keheningan. Tanpa ada yang berbicara. Baru kali ini mereka sarapan tanpa suara. Masing-masing tidak ingin melontarkan kata-kata karena masalah taruhan itu.
“Kenapa kalian tidak bicara?” tanya Sungmin memecahkan keheningan. “Pasti memikirkan taruhan itu,” kata Sungmin meremehkan.
“Memengnya oppa tidak pusing memikirkan masalah taruhan itu?” Nara menanggapi.
“Tidak, aku biasa saja. Sudahlah jangan dipikirkan. Waktunya masih lama. Oh ya, aku lupa memberitahu kalian, jika kalian memalsukan pacar maka akan dikenahi denda 6000 won. Jadi, harus asli. Tidak boleh PALSU! Oh ya satu lagi, kalian berpacaran harus karena cinta, bukan karena uang.”
“Aigoo 6000 won?” Hyeka terkejut mendengar perlontaran Sungmin.
“Cinta?” tanya Nahee.
“Yap! 2 kali lipat dari uang taruhan, jadi jangan macam-macam untuk memalsukan pacar ,” kata Sungmin sambil menakut-nakuti adik-adiknya. “Dan jangan lupa, kalian berpacaran karena cinta bukan uang,” Sungmin melanjutakn kata-katanya.
***
Hyeka jalan-jalan di sekitar taman dekat rumahnya untuk menghilangkan masalah taruhan yang mengganjal di otaknya. Ia duduk disebuah bangku taman sambil memejamkan mata, menghirup udara, lalu mengeluarkannya. Menghirup lagi, keluarkan. Hal itu membantunya untuk tetap tenang. Hal yang dilakukannya setelah itu yaitu membeli ice cream yang bisa membantunya untuk sejenak berhenti memikirkan taruhan itu.
“Ice cream rasa vanila satu,” lalu penjual ice cream memberikannya. “Gamsahamnida” kata Hyeka. Lalu ia pulang ke rumah setelah membeli ice cream. Ketika berjalan masih tidak jauh dari taman, ia tersandung batu dan.. hap! Ia dan ice creamnya terjatuh ke tanah.
“Ahhh! Batu sialaaann!” lututnya terluka sehingga sulit untuk berdiri. “aduh, aduh, berdiri saja susah, bagaimana aku bisa pulang? Aigoo ice creamku,” ia menggerutu kesal. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang mengulurkan tangannya pada Hyeka.
“Kau tidak apa-apa?” tanya pemuda itu.
“Kakiku sakit jika dibuat untuk berdiri,” jawab Hyeka.
“Biar aku bantu,” pemuda itu membantu Hyeka untuk berdiri dan membawanya kembali ke taman. “Itu ada bangku, kita duduk di situ saja,” kata pemuda itu sambil tersenyum pada Hyeka.
“Kau duduk disini ya, aku akan segera kembali,” pemuda itu sekali lagi tersenyum pada Hyeka dan meninggalkannya.
“Iya,” Hyeka membalas senyumannya. Setelah ia menghilang Hyeka merasa, perasaannya lain ketika ia melihat senyuman pemuda itu. “Apa yang aku rasakan?” tanyanya pada diri sendiri.
Setelah menunggu selama 10 menit, pemuda itu datang dengan membawa sekantong barang yang Hyeka tidak tahu apa isinya.
“Aku kembali,” kata pemuda itu.
“Kau membawa apa?”
“Oh ini, perban dan alkohol untuk menyembuhkan lukamu,” tanpa basa-basi pemuda itu langsung mengobati lutut Hyeka.
“Omona, orang ini baik sekali,” batin Hyeka.
“Nah sudah, apa lebih mendingan?” tanya pemuda itu.
“Sudah. Gamsahamnida karena sudah menolongku,” Hyeka berdiri dan membungkukkan badan 90 derajat kepada pemuda itu.
“Iya sama-sama. Ngomong-ngmong siapa namamu?”
“Oh aku Hyeka, kau sendiri?”
“Aku Park Chanyeol. Salam kenal,”
“Salam kenal juga.”
“Maaf aku tidak bisa lama-lama. Aku pulang dulu ya Chanyeol-sshi. Gamsahamnida,” Hyeka melambaikan tangan pada Chanyeol. Dan Chanyeol membalas lambaian Hyeka.
***
Nara berdiri termenung di depan jendela Seoul Dance Organisation, tempatnya berlatih dance. Ia memikirkan taruhan menyebalkan itu. Ia tidak tahu akan mendapatkan pacar dan uang dari mana. “Taruhan menyebalkaann!” kata Nara kesal.
“Hei!!” kata Kris sambil mengagetkan Nara.
“Kau ini membuatku kaget saja!” Nara mendengus kesal.
“Mianhae Nara-ya. Oh ya ngomong-ngomong Kau kenapa? Tanya Kris, teman Nara sambil mengerutkan kening.
“Aku bingung bagaimana harus mengatakannya padamu, karena ini masalah yang sangat gila.”
“Hah? Separah itukah?,” tanyanya heran.
“Yah begitulah, yasudah Kris aku pulang dulu. Sampai ketemu di kampus hari Senin,” Nara melambaikan tangan pada Kris.
“Ya, sampai ketemu juga, hati-hati,” Kris membalas lambaian Nara.
***
Nahee melangkah menuju kamar Jungmin. Ia mau menanyakan apakah kakaknya itu sudah mendapatkan ‘seorang’ pacar atau belum. Lalu ia membuka pintu kamar Jungmin.  
“Eonni, kau sudah mendapatkan pacar?” tanya Nahee pada Jungmin.
“Tentu saja belum, kau sendiri?” Jungmin balas bertanya.
“Belum,” jawab Nahee dengan nada sedih.
“Hmm, aku penasaran apakah Sungmin oppa sudah mendapatkan pacar atau belum,” pinta Jungmin tersenyum evil.
“Haha iya, pasti Sungmin oppa belum mendapatkan pacar,” Nahee menanggapi. “Yasudah aku balik ke kamarku, anyeonghi jumuseyo Jungmin eonni.”
“Ne, anyeonghi jumuseyo Nahee-ah.”

Apakah mereka berlima bisa mendapatkan pacar dalam waktu 30 hari? Dan siapakah yang akan memenangkan taruhan itu? Tunggu kelanjutan ceritanya~~ ^^


               













              

0 komentar:

Posting Komentar